Minggu, 30 Oktober 2011

SINOPSIS 16 TERAKHIR


Setelah memperlihatkan satu2nya ekornya di bawah cahaya bulan, Dae-woong bertanya pada Mi-ho, “Kalau begitu… kau masih sekarat?” Mi-ho menjawab kalau dia tidak bisa menghentikan keinginannya untuk menjadi manusia.
Dong-joo sedang sibuk memperhatikan lubang dalam gelas kaca ki yang sudah dia balik lagi. Dia melihat ketika hidup Mi-ho keluar, meninggalkan sedikit sekali sisa. Dong-joo meminta Mi-ho untuk menunggu sedikit lagi.
Dae-woong tidak percaya kalau Mi-ho masih sekarat. Setelah semua yang dia lakukan untuk melepaskannya pergi, dia masih sekarat. Mi-ho berkata kalau ini bukan hanya karena cinta – dia tidak mampu menghilangkan keinginan menjadi manusia, dan takut kalau di sisi Dae-woong, dia pasti sudah melakukan segalanya untuk tetap hidup dan bahkan menyerahkan seluruh hidupnya jika Mi-ho menderita. Setelah itu, Dae-woong bangkit dan meletakkan tangan Mi-ho di dadanya, “Kalau begitu ambil saja, ambil semuanya.”
Mi-ho menunduk, kaget, dan menjauh dari Dae-woong. Itu memperlakukan Mi-ho sama seperti apa yang tidak dia inginkan – sebagai monster! Dae-woong tidak peduli, dia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan Mi-ho. Dae-woong berkata kalau Mi-ho adalah gumiho yang menakutkan dan dia adalah manusia yang berada di bawah sihir, jadi Mi-ho harus memainkan perannya dan mengambil nyawanya. Dae-woong menarik pergelangan tangan Mi-ho dan berteriak agar Mi-ho mengambil nyawanya.
Mi-ho bahkan tidak berani memandang mata Dae-woong ketika dia melangkah pergi. Mi-ho berkata kalau Dae-woong adalah manusia yang sangat tidak dewasa dan dia akan kembali lagi nanti dan benar2 mengambil nyawa Dae-woong. Mi-ho meninggalkan Dae-woong dengan ancaman mati setengah hati.
Mi-ho kembali ke Dong-joo dan mengaku untuk memindahkan manik2nya saja. Dong-joo terperanjat pada kenyataan itu bahwa sejak saat Mi-ho datang padanya, Mi-ho sudah menyerah. Mi-ho tidak bisa menjadi manusia ataupun setengah manusia seperti dirinya. Jadi inilah jangkauan yang bisa dia lakukan untuk melindungi Dae-woong. Mi-ho meminta Dong-joo untuk mengembalikan manik2 itu pada Dae-woong dan berbohong padanya, jadi Dae-woong akan mengambilnya kembali.
Dong-joo bertemu dengan Dae-woong di atap sebuah gedung dan berbohong padanya – jika Dae-woong mengambil kembali manik2 itu dan mengisinya dengan sisa ki-nya, Dong-joo akan membunuh Dae-woong pada akhir hari ke-100 dan mengembalikan manik2 itu pada Mi-ho lagi untuk menyelamatkannya. Dong-joo mulai berkata kalau dia mengerti bila Dae-woong ragu.
Dan Dae-woong lalu menelan manik2 Mi-ho dalam sekali tegukan. Tanpa rasa takut, dia meminta Dong-joo untuk datang membunuhnya dan memastikan agar Dong-joo mengembalikan manik2 itu pada Mi-ho dengan selamat. Ketika Dae-woong pergi, Mi-ho muncul dan telah menyaksikan kejadian tadi secara utuh. Dong-joo bingung oleh keteguhan pendirian Dae-woong yang mau menyerahkan hidupnya untuk Mi-ho.
Mi-ho menghampiri Dong-joo sambil tersenyum tapi kemudian dia tetap saja bersikap bodoh dengan mengatakan kalau mereka harus pergi jauh dan tidak boleh muncul lagi dihadapan Dae-woong. Sedangkan, Dae-woong menyiapkan dirinya untuk menyerahkan hidupnya pada Mi-ho sedangkan Mi-ho bersiap-siap pergi. Dae-woong menangis ketika dia ingat dia tidak mampu ada disana untuk Mi-ho tapi dia puas karena mampu melindungi Mi-ho dengan nyawanya. Dong-joo memandangi Dae-woong dari jauh dan takjub pada pengorbanan yang dilakukannya.
Dong-joo muncul di bandara untuk bertemu dengan Mi-ho dan dia bertanya untuk yang terakhir kalinya apakah ini yang Mi-ho benar inginkan. Dong-joo mengatakan kalau dia berpikir cinta adalah melakukan apa yang orang lain inginkan, tapi kemudian menyesalinya selama seribu tahun. Dia bersumpah untuk tidak membuat kesalahan itu lagi, tapi kali ini, dia mengingat kembali langkah2nya. Jadi dia melakukan satu2nya hal yang bisa dia lakukan untuk melindungi Mi-ho, sebab seandainya dia memberikan nyawanya sendiri, itu tetap tidak akan menyelamatkan Mi-ho.
Dong-joo mengatakan yang sebenarnya pada Dae-woong dan mata Mi-ho berlinang air mata ketika Dong-joo mengakui kalau cinta mereka adalah cinta sejati. Mi-ho lalu berkata, “Kenapa kau melakukan itu? Kau kejam. Aku benci padamu. Tapi… terima kasih.” Dong-joo mengatakan kalau dia bukan orang yang akan bersama di sisi Mi-ho sampai akhir. Tapi, orang itu ada disana. Dae-woong berlari ke bandara dan Dong-joo meminta Mi-ho untuk menemuinya dan menyerahkan mereka pada takdir. Mi-ho menghampiri Dae-woong.
Dae-woong: Kau benar-benar… gumiho yang mengerikan sekali. Kau menyihir manusia dengan sihirnya dan mengambi ki-nya dan sekarang kau mencabik-cabik hatinya, kau gumiho yang menakutkan!
Mi-ho: Aku minta maaf. Tapi meskipun bersamaku mengerikan dan menakutkan, bisakah aku berada di sisimu?
Dae-woong memeluk Mi-ho dan Mi-ho membiarkan dirinya menangis di tangan Dae-woong. Di kuil, Biksu menjelaskan lukisan itu pada sekelompok wanita. Biksu itu menceritakan janji yang dibuat Nenek Moyang Kuil Samshin pada gumiho: jika gumiho menemukan suami yang mau memberikan hidupnya untuk sang gumiho, Nenek Samshin akan membiarkannya hidup di dunia ini. Salah satu wanita itu berbalik dan bergumam pada dirinya kalau janji adalah janji.
Nenek Moyang dari Kuil Samshin muncul dihadapan Dong-joo. Dia bertanya pada Dong-joo apa yang menurut Dong-joo benar: ‘Aku minta maaf’ (kata2 terakhir Gil-dal) atau ‘Terima kasih’ (Kata2 terakhir Mi-ho). Dong-joo tersenyum ketika dia menyadari siapa wanita itu dan berkata kalau ‘terima kasih’ adalah jawaban paling benar. Nenek tersenyum pada Dong-joo ketika dia berkata kalau Dong-joo baik2 saja jika begitu.
Dae-woong dan Mi-ho berjalan berpegangan tangan, tapi kebahagiaan mereka lenyap ketika mereka berjalan melewati pasangan yang sudah tua sebab mereka tahu mereka tidak akan sampai sejauh itu. Mereka saling berkata, “Sekarang, bersama denganmu – adalah kebahagiaan terbesar!” Mereka kembali ke loteng dan makan bersama. Dae-woong mencoba memaksa Mi-ho untuk makan kimchi, yang tidak disukainya, tapi Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho harus makan kimchi kalau dia orang Korea. Mi-ho meminta sebuah ciuman di pipi jika dia memakan kimchi itu tapi Dae-woong malah menawarkan sebuah ciuman di bibir! Jadi, Mi-ho berencana untuk memakan semua kimchi di meja!!!
Mi-ho menunjukkan tea set yang dia beli sebagai hadiah pernikahan Bibi Min-sook. Dae-woong memuji Mi-ho karena tahu selera bibinya. Mi-ho bertanya-tanya apakah hadiah ini tidak tepat untuk sutradara Ban tapi Dae-woong mengatakan kalau lebih baik pria mencocokkan seleranya dengan selera istrinya. Mereka bertanya-tanya apakah mereka harus membeli satu set yang sama untuk mereka berdua tapi kemudian mereka menyadari fakta menyakitkan kalau mereka tidak akan pernah menikah dan pergi ke Cina. Mi-ho membuat alasan kalau tea set itu sangat mudah pecah dan mereka memutuskan untuk membeli yang tidak mudah pecah. Dae-woong setuju, “Ayo cari yang tidak mudah pecah!”
Ini adalah hari pernikahan bibi Min-sook dan ketika pengantin wanita khawatir pada kebiasaan kentutnya, sutradara Ban muncul dengan tampilan biasanya – jas plus kaca mata! Tapi untungnya Dae-woong ikut campur dan membantunya menghilangkan gugupnya dengan memanggilnya paman.
Pernikahan mulai dan ini adalah saat terbaik bagi pengantin wanita dan pria. Tapi di samping itu, ini juga hal terbaik buat pendamping pengantin. Soalnya Mi-ho dan Dae-woong saling lirik. Nenek Moyang dari Kuil Samshin muncul diantara kerumunan dan melihat Dae-woong serta Mi-ho dengan tatapn mengutuk dan khawatir. Ketika kakek melepaskan Min-sook, Bibi tiba2 saja terpeleset dan Doo-hong menangkapnya lalu bertanya apakah bayinya baik2 saja. Kakek gembira dan semua orang bersorak.
Setelah pernikahan, Mi-ho berkeliling dan berhenti ketika melihat pasangan pengantin yang mengenakan pakaian tradisional Hanbok. Dia mengingat penantiannya yang sepi lima ratus tahun yang lalu. Dae-woong bertanya apakah dia menyesal tidak menemukan pasangannya, tapi Mi-ho tentu tidak menyesali apa2 sebab dia terjebak dalam lukisan itu lalu bertemu dengan Dae-woong.
Tahu seberapa besar Mi-ho selalu ingin jadi penganti, Dae-woong menarik tangan Mi-ho dan mengajaknya mencari merah pipi (yang dibentuk bulat) lalu mereka berfoto bersama untuk merayakannya. Berikutnya, Mi-ho meletakkan foto itu di album ketika dia mengumumkan pada dunia, “Dalam lima ratus tahun, aku akhirnya menemukan pengantin pria-ku. Karena dia sangat sangat sangat sangat sangat mencintaiku, dia mau memberiku segalanya. Aku telah menemukannya.”
Hari ke seratus yang penting itu akhrinya tiba. Dae-woong mengatakan pada dirinya kalau dia tidak akan menghitung waktu atau menangis dan bahwa dia akan menghabiskan hari terakhir dengan Mi-ho dengan bahagia. Dae-woong menelan kesedihannya dan memasang wajah tegar. Dae-woong keluar dan bertanya pada Mi-ho apakah dia ingin pergi ke suatu tempat. Mi-ho bertanya apakah Dae-woong tidak lelah sebab dia sudah tidak tidur selama beberapa hari. Mi-ho mengeluarkan lotion yang Dae-woong belikan untuknya dan mengoleskan di wajah Dae-woong.
Mereka bertanya-tanya apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka berpikir untuk melakukan kembali kencan pertama mereka yaitu menonton film… kecuali yang Dae-woong miliki hanyalah hari untuk masa depan. Mereka memutuskan untuk menemui ajumma toko ayam tapi dia sedang pergi ke desa, jadi dia tidak akan kembali sampai besok.
Dae-woong bertanya-tanya kenapa semua orang (bahkan bibi Min-sook dan kakek) pergi sampai besok? Mi-ho akhirnya mengatakan kalimat itu keras2: “Besok… aku tidak akan ada disini!” Mereka memutuskan untuk pergi ke pancuran yang Mi-ho sukai, hanya saja, ketika mereka tiba disana, pancuran itu sedang diperbaiki sampai… besok. Mi-ho berkata kalau hal itu tidak apa tapi hal ini cukup membuat Dae-woong putus asa. Dia mulai gemetaran waktu berkata kalau harus hari ini lalu dia berjalan pergi dengan marah.
Dengan punggung dibalik jadi Mi-ho tidak akan bisa melihat, Dae-woong menangis. Mi-ho memandangi Dae-woong, tahu bahwa dia hanya memasang wajah tegar demi dirinya. Dae-woong menghapus air matanya lalu berbalik, tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Mi-ho. Mereka pulang ke rumah dan menyalakan kembang api dan Mi-ho bersinar karena gembira. Mereka menghabiskan sisa malam mereka di gym, sebab disanalah tempat dimana Dae-woong melihat diri Mi-ho yang sebenarnya untuk pertama kalinya.
Mi-ho: Apa kau benar-benar takut waktu itu?
Dae-woong: Ya. Tapi dibandingkan dulu, aku seratus kali lebih takut sekarang.
Dae-woong memegang tangan Mi-ho. Selanjutnya, Mi-ho menutup mata Dae-woong ketika Dae-woong mulai menangis. Air mata mulai meluncur, Mi-ho meminta Dae-woong untuk memikirkannya sebagai mimpi sejak pertama kali dia muncul. Dengan cara begitu, ketika Dae-woong membuka matanya, rasanya tidak akan sakit. Mereka menangis, dimana Mi-ho masih menutup mata Dae-woong untuk mencegahnya melihat dirinya menghilang.
Dae-woong: Jangan pergi.
Mi-ho: Lupakan semua yang menakutkan. Dan ingatlah aku sebagai mimpi yang benar-benar indah.
Setelah itu, Mi-ho mencium Dae-woong dan ekor Mi-ho mencuat di bawah cahaya bulan. Ekornya menghilang ketika butir pasir terakhir menetes di gelas waktu dan hanya seperti itu saja, Mi-ho menghilang. Dae-woong membuka matanya dan melihat kalau Mi-ho sudah pergi. Dan air mata sedihnya berubah menjadi amarah ketika dia berkata pada dirinya, “Sebuah mimpi? Ketika aku membuka mataku, rasanya tidak akan sakit?! Rasanya sakit sekali… bagaimana bisa kau hanya mimpi?!”
Dae-woong jatuh ke tanah dan terisak. Kembali ke Kuil, Nenek Moyang Samshin sudah kembali ke dalam lukisan. Dae-woong bangun keesokan harinya di gym dan menyesali dirinya karena sudah tidur dengan posisi seperti itu. Dia sadar kalau Mi-ho sudah pergi dan meninggalkannya sendiri disana dan Dae-woong menolak untuk membiarkannya pergi dengan cara seperti itu. Dia berlari ketika berkata:
Dae-woong: Mi-ho, kau pasti menangis, tapi tidak hujan lagi bila kau menangis. Tidak peduli betapa sedihnya kau, aku tidak tahu cara mengetahuinya… sebab kau tidak disini lagi. Mi-ho sudah pergi. Mi-ho sudah pergi. Mi-ho sudah pergi.
Dae-woong meneriakkan nama Mi-ho untuk yang terakhir kalinya. Dan kemudian dia berdiri di jalan truk yang sedang melaju. Dia berbaring di jalan masih sadar ketika dia mulai menangis. Hari mulai hujan dan Dae-woong memegang dadanya, gembira karena Mi-ho masih disana, di suatu tempat di jagat raya ini.
Dong-joo dan Nenek Samshin duduk di taman dan Dong-joo bertanya apa yang akan Nenek lakukan pada Mi-ho. Nenek berkata kalau dia tidak bisa mengembalikan gumiho yang sudah kehilangan sembilan ekornya dan memberikan ki-nya pada manusia tapi kemudian berkata lagi kalau mereka menunggu, mungkin surga akan ikut campur.
Beberapa bulan kemudian, film Dae-woong keluar dan menjadi best seller dan membuat dia serta Hye-in menjadi bintang. Bibi Min-sook sudah punya bayi dan Sun-nyeo serta Byung-soo berkencan. Dae-woong menjadi cover sebuah majalah dan Hye-in syuting iklan dengan… Hong-ki! Yep ada Hong-ki!!!! Dia disini sebagai Jeremy, mewakili A.N.Jell!!!
Sun-nyeo tahu kalau Hye-in naksir Jeremy dan jadi dia meminta Hye-in untuk melupakan ego-nya dan melakukan sesuatu. Kalau tidak, Hye-in akan berakhir seperti apa yang dia lakukan pada Dae-woong. Hal itu cukup untuk membuat Hye-in ketakutan jadi dia menelan harga dirinya dan melakukan taktik Mi-ho: “Aku sangat sangat sangat menyukaimu!” Lengkap dengan gerakan tangannya! Haha
Byung-soo juga muncul dengan film-nya sendiri. Dia menunjukkan pada Dae-woong naskah yang dia tulis sendiri – idenya sendiri – yaitu kisah cinta antara manusia dan hantu. Dae-woong mengatakan kalau seharusnya itu gumiho tapi Byung-soo membalas kalau gumiho terlalu sulit karena perlu special efek untuk ekor-nya yang sembilan itu. Jadi dia menggunakan hantu saja!
Dong-joo muncul di lokasi syuting dan Dae-woong senang melihatnya. Dia masih saja gaya-gayaan sebab dia adalah Dae-woong. Tapi mereka sangat bersahabat ketika bertemu. Dong-joo adalah professor sekarang sebab telah memutuskan untuk hidup diantara manusia. Dia bertanya apa Dae-woong masih menunggu. Dae-woong memegang dadanya dan mengatakan kalau tentu saja dia masih menunggu sebab Mi-ho belum pergi kemana-mana.
Dong-joo mengatakan kalau hari ini akan ada gerhana. Dong-joo berkata, “Matahari dan Bulan – mereka tidak bisa bersama-sama dalam satu tempat. Tapi mereka melanggar aturan itu dan muncul bersama-sama dalam gerhana…” Dong-joo mengatakan kalau gerhana itu akan muncul hari ini, pada hari dimana surga menjadi liar. Benar saja, gerhana mulai muncul dan hp Dae-woong mulai berdering. Hanya saja, dia sadar kalau itu bukan hp nya tapi hp Mi-ho. Dia menjawabnya dan Mi-ho ternyata memakai gerhana untuk bicara dengannya.
Dae-woong berlari mencari Mi-ho dan bertanya dia dimana tapi Mi-ho hanya menjawab kalau dia sedang memerhatikan Dae-woong dan bahwa dia sangat dekat dengan Dae-woong. Gerhana lewat dan koneksi mereka menghilang. Dae-woong menangis dan bertanya dengan marah apakah hanya begitu saja. Dia berpikir kalau seharusnya surga berubah liar – tidakkah itu berarti Mi-ho akan kembali padanya?
Dae-woong menangis karena tidak percaya dan tiba2 saja dari kejauhan, dia mendengarkan suara Mi-ho: “Woong…” Dae-woong melihat dan Mi-ho ternyatasedang berdiri disana, memanggil namanya. Dae-woong mendekat, sebab dia tidak tahu apakah dia sedang berhalusinasi dan menyentuh wajah Mi-ho untuk memastikan. Mi-ho menangis pada sentuhan ini. Dae-woong bertanya apa Mi-ho hantu dan Mi-ho akan menjawab tapi Dae-woong sudah memeluknya dan berkata tidak masalah.
Dae-woong: Tidak masalah jika kau hantu atau gumiho atau manusia. Tidak masalah. Sudah cukup kau ada di depanku. Jika kau kembali, rasanya sudah cukup.
Malam itu, mereka kembali ke loteng dan duduk di bawah cahaya bulan. Mi-ho bertanya apakah Dae-woong tidak penasaran apakah dia kembali sebagai manusia atau gumiho. Dae-woong berkata kalau itu tidak masalah tapi dia penasaran. Mi-ho: “Bulan tidak muncul dan semuanya. Haruskah kita berkeliling berhoi-hoi dan mencari tahu?”
Dae-woong senang melihat kalau Mi-ho tidak punya ekor yang membuat Mi-ho kesal karena itu artinya Dae-woong tidak baik2 saja bila dia gumiho. Mi-ho mengaku kalau dia masih punya satu ekor yang dia lingkarkan di pinggang Dae-woong. Mereka berbaring ketika Dae-woong berkata: “Seperti yang selalu, pacarku, dia masih saja… seekor rubah!”
The end.
SINOPSIS 15


Jadi disinilah kita, satu bulan setelah putus. Mi-ho masih hidup dengan kondisi sehat dan memakai nama Park Sun-joo. Setelah kepulangannya ke Korea dari lokasi syuting di Cina, Dae-woong melihat kalau Dong-joo telah menutup kantornya dan mengira kalau Dong-joo dan Mi-ho telah pindah bersama.
Dae-woong bereaksi waktu nama seorang pelayan kafe dipanggil – Park Sun-joo, siapa lagi? – tapi ternyata dia wanita lain. Sambil menggeleng kepalanya, dia mengingatkan dirinya bahwa tidak ada alasan bagi Mi-ho untuk tetap berada di Korea, dan tepat saat itulah Mi-ho berjalan di belakang Dae-woong.
Namanya dipanggil juga (Park Sun-joo) dan lagi2 Dae-woong mencarinya. Pandangan Dae-woong dihalangi oleh sebuah taksi dan seseorang, jadi dia menebak dengan kecewa kalau Park Sun-joo adalah nama biasa. Dae-woong berjalan ketika taksi Mi-ho lewat di sampingnya, dia tidak sadar pada keberadaan Mi-ho di dalam taksi itu.
Dae-woong kembali ke loteng sekolah laga yang tetap tidak tersentuh sejak dia pergi. Melihat kenang2an semasa mereka bersama masih disana, Dae-woong mengatakan pada dirinya sendiri kalau merupakan hal bagus bila Mi-ho meninggalkan segalanya. Di sisi lain, Mi-ho bertemu dengan Dong-joo untuk mengurus beberapa urusan untuk keperluan pernikahan mereka yang akan datang. Tapi Mi-ho tidak menunjukkan kegembiraan pada hari besar itu dan menyerahkan semua keputusan pada Dong-joo.
Dong-joo ingin memilih semuanya berdasarkan selera Mi-ho tapi Mi-ho meminta Dong-joo untuk memilih segalanya, mulai dari makanan yang mereka pesan hingga pakaian yang akan Mi-ho kenakan. Dong-joo meminta Mi-ho untuk memastikan mengundang Dae-woong ke pernikahan itu, jadi Dae-woong bisa melihat kalau Mi-ho baik2 saja. Jika Mi-ho bisa dijamin bahwa Dae-woong baik2 saja, hal itu akan membantunya melupakan Dae-woong dan melanjutkan hidupnya sendiri. Dong-joo mengatakan kalimat terakhirnya seolah-olah dia sedang mencoba meyakinkan dirinya; dan bukan rahasia lagi kalau Mi-ho telah kehilangan cahayanya sejak meninggalkan Dae-woong.
Dong-joo, setidaknya, sudah mengaku apa arti ekor Mi-ho yang menghilang dan bahwa tetap kehilangan ekor itu mengindikasikan kalau darah Dong-joo terus membunuh Mi-ho. Selama ini, Dong-joo tetap berharap bahwa jika Mi-ho mampu melupakan Dae-woong dan menerima dirinya sebagai makhluk berdarah campur seperti Dong-joo, maka sisi gumiho Mi-ho akan menguat dan Mi-ho akan menghentikan proses pemusnahan. Akan tetapi, hingga sekarang hal tsb tidak terjadi dan Dong-joo mengatakan dengan prihatin kalau kematian lainnya akan terjadi malam ini. Jika ekor yang ini mati juga, Mi-ho hanya akan punya satu.
Mi-ho tidak yakin apakah dia sudah cukup melupakan Dae-woong untuk menghentikan prose situ tapi dalam beberapa hal, mereka akan tahu malam ini. Tapi mengejutkan juga karena Mi-ho telah memindahkan manik2 serigalanya. Mi-ho mengendap-endap ke apartemen Dong-joo dan mengeluarkan sebuah botol kecil dari tempat persembunyiannya. Mi-ho berkata, “Aku tidak bisa berhenti – aku akan menghilang. Hal bagus bila aku mengeluarkan manik2 yang berisi hidup Dae-woong, sebab ini tidak akan menghilang.” Rasanya menyakitkan sekali bahwa Mi-ho lebih baik mati daripada hidup bukan sebagai manusia!
Dae-woong mengajak Ddoong-ja jalan2 dimana mereka berhenti sebentar di sebuah toko untuk membeli minuman. Dia meninggalkan anjingnya di luar di depan toko, yang menderap untuk bertemu seseorang di kejauhan. Itu Mi-ho! Ini adalah acara rutin mereka karena Mi-ho sering bertemu anjing itu setiap kali bibi Min-sook mengajaknya jalan2 tentu saja tanpa sepengetahuan Min-sook. Mi-ho berbincang dengan Ddoong-ja untuk beberapa saat, lalu beranjak pergi sebelum pemiliknya datang.
Dae-woong muncul dari toko sesaat setelah Mi-ho pergi, jadi mereka tidak saling bertemu tapi Ddoong-ja menggonggong dan menolak untuk menuruti perintah Dae-woong. Malahan, anjing itu berlari. Dan ini, menuntun Dae-woong tepat pada Mi-ho. Mereka tetap bersikap seolah-olah mereka melakukan semua ini untuk kepentingan bersama.
Mi-ho menjelaskan keberadaannya di Korea dengan mengatakan bahwa dia mempunyai beberapa hal untuk diurus sebelum pergi. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho sudah berhenti berharap untuk bisa menjadi manusia dan berencana untuk hidup seperti Dong-joo, dan Mi-ho berkata iya. Mi-ho memberikan sekotak kebohongan pada Dae-woong tentang bagaimana dia hidup nyaman di sekitar orang yang tidak tahu dia itu sebenarnya apa, dan bagaimana Dong-joo memberikan banyak bantuan. Faktanya, Mi-ho suka semua hal yang seperti sekarang ini.
Mi-ho mengeluarkan undangan dan menyerahkannya, meminta Dae-woong bahwa dia bisa mendapatkan jaminan kalau dia (Mi-ho) baik2 saja dan tidak harus merasa bersalah. Dae-woong memandangi kertas itu lalu menyerahkannya kembali sambil berkata dia tidak memerlukannya. Dan ternyata Mi-ho memberikan voucher kosmetik pada Dae-woong! Mi-ho meraba-raba dompetnya untuk mencari amplop yang tepat, tapi Dae-woong menyadari kalau anjingnya telah berkelana dan mulai mencarinya. Untungnya sebuah telpon pada kakek bisa memberikan kepastian kalau Ddoong-ja sudah menemukan jalan pulang ke rumah.
Akan tetapi, Dae-woong merasa aneh bahwa Mi-ho tidak bisa mencium bau Ddoong-ja atau mendengarkan pembicaraan telpon dengan kakek. Berpikir kalau ini artinya Mi-ho semakin sekarat, Dae-woong bertanya apakah kekuatan Mi-ho begitu lemahnya sekarang. Mi-ho membuat alasan bahwa dia secara sengaja menyembunyikan kemampuannya untuk berbaur dengan masyarakat. Tapi Dae-woong tahu yang sebenarnya dan kaget pada tanda2 kekuatan Mi-ho yang menurun. Mi-ho bahkan tidak bisa membebaskan diri dari genggaman Dae-woong waktu dia memegang balik Mi-ho dan meminta Mi-ho untuk menggoyang dirinya untuk membuktikan kalau Mi-ho hanya berpura-pura soal kekuatannya.
Mi-ho dengan tajam mengatakan bahwa dia memilih untuk tidak melakukannya, jadi orang2 tidak akan memanggilnya monster seperti yang Dae-woong lakukan, dan pegangan Dae-woong mengendur pada ingatan itu. Mi-ho menggunakan nada menyakitkan untuk membuat Dae-woong tidak bertanya lagi dan pergi dari sana. Tapi dengan kecurigaan yang sudah sangat tinggi, sekarang Dae-woong dipaksa untuk mencari tahu berapa banyak ekor yang masih dimiliki Mi-ho, dan memutuskan untuk tetap menempel Mi-ho sampai dia bisa memeriksanya pada malam hari.
Di sisi lain. Sutradara Ban harus bersikap manis pada Min-sook untuk merayu Min-sook agar tidak dongkol lagi sebab Ban Doo-hong sedang merencanakan pernikahan mereka berdekatan dengan jadwal syuting. Min-sook merasa terluka pada pertunangan mereka yang tergesa-gesa, tapi buang2 waktu adalah pertimbangan yang besar sebab Min-sook sedang hamil. Caranya memenangkan hati Min-sook: Doo-hong mengatakan kalau setelah bertemu dengan Min-sook, kegiatan favoritnya sudah dihilangkan (yaitu minum kopi) sebab, “Kau mengisi kekosongan di dalam sini, kau adalah kopi cinta!”
Untuk memastikan Dae-woong menerima undangan pernikahan Mi-ho, Dong-joo memberikannya pada Hye-in, yang sebaliknya malah menipu Sun-nyeo dan Byung-soo dengan hal itu. Mereka berdua sangat kaget sebab mereka mengira bahwa pasangan itu akan memperbaiki semuanya dan kembali bersama.
Mereka bertanya-tanya atas keterlibatan Hye-in dalam masalah ini, tapi Hye-in mendesah di depan mereka berdua untuk melupakan itu; benar2 tidak bisa dipercaya bahwa mereka lebih memilih membiarkan semua ini berjalan begini. Secara alami, hal ini memicu rasa penasaran Byung-soo dan Sun-nyeo dan mereka membayangakn skenario yang mungkin. Seperti… Dae-woong menghancurkan pernikahan itu untuk menarik Mi-ho dan meninggalkan Dong-joo sendirian di altar.
Tapi mereka ingat bahwa Hye-in mengatakan bahwa cerita itu begitu sangat tidak dapat dipercaya, jadi mereka membayangkan ulang adegannya… hanya saja kali ini Dae-woong malah menarik Dong-joo keluar! Hehehe. Tapi tidak, mereka yakin Dae-woong tidak berputar menjadi pria seperti itu. Jadi skenario ketiga mengharuskan Dae-woong untuk menerobos masuk ke pernikahan itu untuk mengentikannya… sebab mereka bertiga adalah saudara! Bersama, mereka harus bersatu untuk membalas musuh ortu mereka! Aneh!
Dae-woong tetap mengikuti Mi-ho dengan memakai berbagai alasan untuk menghabiskan waktu selagi dia menunggu munculnya bulan. Bersikeras untuk makan daging bersama, Dae-woong punya dua alasan: yang pertama adalah untuk melewatkan waktu, tapi juga untuk mengingatkan Mi-ho hal2 yang dia sukai dan untuk mengetes kebohongannya.
Mi-ho menolak kegiatan ini dengan mengatakan kalau mereka tidak punya hubungan apa2 lagi sekarang. Dae-woong setuju, mengatakan bahwa dia bahkan tidak tahu apa nama belakang Mi-ho sekarang, yang mengacu ke perubahan ekor Mi-ho. Dia dulu menamai Mi-ho Gu Mi-ho, yang berasal dari gumiho dang u artinya sembilan, sesuai dengan jumlah asli ekor Mi-ho. Karena satu per satu hilang, Mi-ho akan mengubah cirinya khas-nya itu – palmiho (delapan), ohmiho (lima), dan seterusnya. Jadi sekarang, Dae-woong ingin tahu apa nama belakang Mi-ho – sa (empat)? Atau sam (tiga)?
Dae-woong menolak pergi sampai Mi-ho membelikannya daging. Karena dulu dia memberikan Mi-ho banyak sekali daging, Mi-ho bisa melakukan itu sekarang. Dae-woong memanggang setiap potong daging itu. Tahu kalau Dae-woong menguji daya tahan Mi-ho saat Mi-ho berpura-pura tidak tertarik pada daging2 itu. Mi-ho mengembalikannya semua pada Dae-woong, menyebutnya sok dengan duduk disini berjam-jam, sehinggal memaksa Dae-woong untuk berbuat sesuai dengan hal itu. Dengan tidak nyaman, Dae-woong menggigit dagingnya sepotong demi sepotong sebab dia tahu kalau waktunya masih panjang.
Setelahnya, Dae-woong minta jus buah dan mesin makanan memakan koin Mi-ho. Tidak ingin menunggu tukang reparasi, Mi-ho menendang mesin itu. Mesin itu memuntahkan koin Mi-ho tapi Dae-woong prihatin pada betapa lemah tendangan Mi-ho jadinya – dia dulunya kuat, kaleng bisa muncul hanya sekali tending saja.
Dae-woong berpura-pura sakit kepala untuk mendekati Mi-ho dan mendapatkan simpatinya, menjelaskan bahwa dia merasa lebih baik sekarang karena dia dekat dengan manik2 Mi-ho. Tahu bahwa itu bohong, Mi-ho menyebut Dae-woong pembohong dan berkata kalau dia akan mengatakan pada semua orang jika Dae-woong adalah penguntit kalau dia masih terus mengikutinya. Dae-woong hanya ingin memeriksa ekor Mi-ho tapi Mi-ho menjawab kalau hal itu membuat Dae-woong menjadi orang yang tidak wajar, plus Dae-woong merupakan seorang pemalas!
Itu memang menyakitkan, tapi itu tidak cukup untuk membuat Dae-woong goyah. Dia mengikuti Mi-ho ke dalam bus. Tapi Mi-ho berpikir cepat dengan segera keluar dari dalam bus dan menjebak Dae-woong di dalamnya. Waktu Dae-woong kembali ke perhentian bus, Mi-ho menyembunyikan dirinya. Dae-woong memandang berkeliling ketakutan mencari Mi-ho dan Mi-ho berkata, “Kau tidak boleh tahu sedang dalam keadaan bagaimana aku. Kau harus berpikir aku hidup dengan bahagia.”
Dong-joo memberitahu Mi-ho bahwa Dae-woong akan mendapatkan undangannya besok. Dia juga mengatakan kalau Dae-woong akan mendapatkan pesannya ketika melihat Mi-ho menikah dan pergi. Mi-ho meminta maaf karena sudah mengacaukan rencana Dong-joo untuk hidup rendah hati tapi Dong-joo malah mengatakan kalau keberadaan Mi-ho membuat segalanya menjadi baik2 saja.
Dengan satu kematian terjadi setiap sebelas hari, hari ini menandai hari ke-88 dan kematian ke-8. Mi-ho mulai merasakan serangan sakit dan berusaha menyembunyikannya dari Dong-joo. Dia pergi ketika sakit itu semakin menjadi-jadi. Mi-ho menuju ke basement untuk mengambil manik2nya dan memegangnya dekat dengan dadanya. Dia melakukannya dengan pelan2 dan hati2 sebab dia tahu hal itu akan membuat Dong-joo kesal karena sudah memindahkan manik2nya.
Dae-woong juga sadar pada jadwal hari ini dan khawatir di rumah, dan berharap agar Mi-ho baik2 saja. Akhirnya, ekor ke delapan Mi-ho menghilang dan rasa sakit Mi-ho mulai menghilang. Mi-ho meletakkan kembali manik2 ke tempat persembunyiannya dan pada saat itulah Dong-joo muncul di pintu. Dia ternyata menjadi curiga dan datang untuk memeriksa Mi-ho.
Mi-ho membuat alasan tapi Dong-joo tahu dan bertanya apakah Mi-ho kehilangan ekornya. Mi-ho mengakuinya. Melihat reaksi Dong-joo, Mi-ho meminta Dong-joo untuk membiarkannya pergi sekarang jadi mereka bisa melanjutkan jalan mereka dengan terpisah, tapi Dong-joo menolak menyerah menolong Mi-ho. Selama Mi-ho masih punya ekor, Mi-ho masih punya kehidupan dalam dirinya dan itu artinya dia masih punya kesempatan.
Tidak mampu menghilangkan kekhawatirannya pada kemungkinan kematian ke delapan Mi-ho, Dae-woong bergegas keluar rumah. Dia dihentikan oleh kakek, yang ingin agar Dae-woong menemani Min-sook dan menjaga bibi ketika bibi mengurusi persiapan perkawinannya. Dengan enggan, Dae-woong menurut. Dae-woong begitu tidak sabar pada urusan itu hingga Min-sook terganggu dengan ketidaksabaran Dae-woong.
Dae-woong dan Min-sook duduk dengan WO-nya. Ketika sedang melihat calendar, Dae-woong memperhatikan nama Park Dong-joo dan Park Sun-joo tapi dia menganggapnya sebagai kebetulan yang lain. Tapi Dae-woong menghampiri mereka ketika Dong-joo dan Mi-ho keluar dari lorong. Dia terluka dan kaget menyadari bahwa mereka menikah. Dengan tajam, Dae-woong berkata kalau jelas sekali Mi-ho baik2 saja.
Sekarang Mi-ho memberikan undangannya pada Dae-woong dan mengucapkan selamat tinggal. Dia juga berkata kalau dia akan bertemu dengan Dae-woong pada upacara pernikahannya. Dengan penuh air mata, Dae-woong bertanya apakah Mi-ho pikir dia akan datang ke pernikahan itu, jadi Mi-ho menawarkan ucapan selamat tinggalnya disini. Karena sakit, Dae-woong berkata, “Jangan saling bertemu lagi.” Dia mengerjapkan air matanya ketika Dong-joo dan Mi-ho berjalan pergi dan mengatakan pada dirinya kalau ini demi kebaikan semua.
Min-sook membaca keadaan ini dan menebak kalau Dae-woong yang dicampakkan, bukan Mi-ho. Bibi membagi cerita ini dengan kakek yang memperhatikan bahwa Min-sook seusia dengan Dae-woong waktu pertama kali dicampakkan. Min-sook mengenang dengan penuh kasih sayang bagaimana Dae-woong selalu berada di sekitarnya untuk menenangkannya.
Sebuah cerita singkat memberitahu kita bagaimana pertama kali Bibi Min-sook dicampakkan yaitu pada tahun 1991, dijelaskan oleh salah satu lagu hit jaman itu dari Shin Seung Hoon. Kemudian ada lagi tahun 1999 yang ditemani oleh lagu dari G.O.D. dan terakhir dengan lagu dari Yoon Da Hyun tahun 2005!
Min-sook memutuskan untuk mengembalikan kebaikan itu dengan menenangkan Dae-woong, jadi dia dan kakek memanjakan Dae-woong dengan makan siang dan memberikan perhatian lebih pada Dae-woong. Sayangnya, sebutan daging membuat Dae-woong lemas lagi, bibi lupa kalau daging adalah sesuatu yang sangat berhubungan erat dengan Mi-ho. Byung-soo memaksa Dae-woong untuk melupakan Mi-ho, dan bahkan menawarkan diri untuk membantu membersihkan loteng. Sutradara Ban sudah memutuskan untuk membersihkan tempat itu dan mereka perlu membuang benda2 yang tertinggal.
Mi-ho melihat album foto yang diisi dengan foto2 Dae-woong yang diambil secara rahasia waktu dia syuting di Cina. Tanpa sepengetahuan Dae-woong, Mi-ho mengikuti Dae-woong ke Cina dan melihat dari pinggir dan sekarang dia menggumamkan alasan kenapa dia tahu kata penguntit, tidak wajar, dan pemalas. Itu karena dia mendapatkan kata2 itu waktu dia mengikuti Dae-woong ke Cina.
Contohnya, Mi-ho melihat seorang pengintai ditegur oleh seorang kru dan memanggilnya penguntit atau orang aneh, sedangkan dia menyebut diri pemalas ketika dia nebeng makan dengan staff. Dong-joo menghampiri Mi-ho yang sedang melihat album dan mengingatkan Mi-ho kalau pernikahan itu adalah ide Mi-ho!
Mi-ho sadar kalau dia harus mengambil beberapa hal terakhir dan Dong-joo mencoba menghentikannya. Dia memohon pada Mi-ho untuk melupakannya – itulah alasan kenapa mereka berbuat sejauh ini dan ketika Mi-ho masih punya nyawa, Mi-ho masih punya kesempatan untuk mendapatkannya. Tapi Mi-ho harus meninggalkan semuanya disini. Mi-ho tidak mau dihalangi jadi dia melepaskan tangan Dong-joo.
Sun-nyeo melihat foto2 yang diambil di Cina, dan sebuah sosok di latar belakang terlihat sama persis seperti Mi-ho. Byung-soo ingin berpura-pura kalau itu bukan Mi-ho, untuk ketenangan pikiran Dae-woong, tapi kemudian Dae-woong muncul di sampingnya untuk ikut melihat, penasaran pada apa yang mereka lihat. Dengan cepat, dia mengenali Mi-ho tapi Byung-soo protes dengan keras dengan berkata kalau itu tidak mungkin Mi-ho. Dae-woong ikut2an, mengatakan kalau itu bukan Mi-ho, meski dengan sangat jelas dia tidak percaya itu.
Benda yang ingin Mi-ho ambil adalah album foto tua – yang berisi banyak foto gembira – dan dia menemukannya kembali di loteng sekolah laga. Ketika melihat boneka kaki ayam, dia memutuskan dia akan menambahkan itu juga – tapi kemudian dia melihat poster kamera digital dan tidak juga ingin meninggalkan itu. Khawatir bahwa pada titik ini dia tidak akan mampu meninggalkan apa2, dia meletakkan yang lainnya dan hanya membawa album foto itu saja.
Melihat calendar yang belum lengkap di tembok, Mi-ho menandai sisa hari yang sudah lewat, berhenti pada hari ke-9. Mendengar seseorang mendekat, Mi-ho bersembunyi di kamar mandi ketika Dae-woong tiba. Dia disini untuk membereskan semuanya. Dia bingung pada album yang hilang itu dan melihat calendar yang baru saja ditandai. Hanya ada satu orang yang bisa melakukan ini dan ini memberi harapan pada Dae-woong kalau Mi-ho datang hari ini.
Mi-ho mendengar pintu depan ditutup, dan dengan hati2 keluar sebab berpikir kalau sudah aman. Hanya saja, dia malah bertemu dengan Dae-woong di pintu depan sedang menunggunya. Mi-ho menyembunyikan album di belakang tapi Dae-woong melihatnya dan menariknya dari Mi-ho. Mi-ho mencoba mempertahankan sikapnya untuk bersikap tidak peduli pada Dae-woong, tapi Dae-woong malah bertanya apakah Mi-ho mengikutinya ke Cina. Dae-woong tidak percaya penyangkalan lemah Dae-woong.
Lagi, Dae-woong meminta melihat ekor Mi-ho, sebab ingin tahu keadaan Mi-ho sekarang. Mi-ho merasa sudah muak dan berlari menuruni tangga menuju gym. Dae-woong menyusul Mi-ho kesana dan ingin tahu alasan sebenarnya kenapa Mi-ho menghindarinya, tidak percaya pada alasan yang diberikan Mi-ho. Dae-woong menebak kalau kematian Mi-ho tidak berhenti – Mi-ho terus kehilangan ekornya, benar kan?
Dae-woong berkata kalau dia benar2 harus tahu bagaimana keadaan Mi-ho. Dengan alunan melankolis, Mi-ho melangkah ke bawah cahaya bulan dan meminta Dae-woong untuk melihat dekat2, “Lihat bagaimana aku, bagaimana hatiku.” Dan ketika Mi-ho menunjukkan keadaannya yang sebenarnya, Dae-woong melihat kalau yang Mi-ho punya hanya satu ekor yang mengayun lemas dan sedih di bawah cahaya bulan.
Sambil menahan air matanya, Mi-ho berkata, “Aku tidak bisa berhenti.” Meski Dae-woong mencurigai yang sebenarnya, dihadapkan pada hal ini adalah sebuah pukulan besar. Dae-woong bertanya dengan cemas, “Kalau begitu kau masih sekarat?” Mi-ho mengangguk, “Aku akan menghilang.”
SINOPSIS 14


Setelah tangisan yang hebat sekali, ciuman untuk mengembalikan manik2 serigala, Dae-woong dan Mi-ho memastikan satu sama lain dengan penuh ketenangan sebab berpikir mereka sudah mengalahkan keanehan ini. Dae-woong tersenyum ketika berkata kalau mereka baik2 saja… kemudian dia pingsan.

Byung-soo membantu membawa Dae-woong ke rumah sakit dimana dia dan Mi-ho melihat tanpa harapan saat Dae-woong di bawa ke ruang gawat darurat. Dong-joo muncul untuk menjelaskan kalau pilihan Mi-ho sangat buruk! Ya ampun, kenapa Dong-joo harus bilang kayak gitu???

Mi-ho dipanggil ke ruangan Dae-woong dan dia berjalan sangat hati2 dalam setiap langkahnya. Dia melihat Dae-woong berbaring disana, hampir mati, dan memutuskan bahwa dia harus memberikan kembali manik2 serigalanya. Dong-joo menghentikan Mi-ho dan berkata kalau semuanya sudah terlambat dan tidak ada yang Mi-ho bisa lakukan lagi. Dong-joo memegang tangan Mi-ho dengan erat.

Berikutnya, Dae-woong sadar. Hal pertama yang dia ucapkan adalah, “Lepaskan tangannya!” Dae-woong meminta Dong-joo untuk melepaskan tangan Mi-ho sebab dia sangat baik2 saja dan bahwa peramal sudah sering memberitahukan kakek Dae-woong kalau Dae-woong akan hidup sampai usia 120 tahun! Dae-woong memperkirakan kalau dia masih punya waktu 50 tahun setelah dibagi oleh manik2 serigala.

Dong-joo berjalan dengan lemas sekarang dan bertanya-tanya apakah tujuannya sekarang sudah diubah oleh keputusan seorang manusia, “Keputusan satu orang… untuk orang yang lain.” Dia memikirkan kembali pengumuman Dae-woong di bandara dan pilihan yang mereka ambil demi cinta mereka, yang merupakan kehancuran bagi pandangan Dong-joo tentang dunia.

Mi-ho khawatir tapi Dae-woong berkeras kalau dia baik2 saja. Dae-woong memeriksa Mi-ho tapi manik2 serigala sudah membuatnya baik2 saja. Mi-ho bertanya apakah ini akan membuat empat ekornya yang sudah hilang tumbuh kembali. Dae-woong menarik Mi-ho mendekat dan berkata kalau dia baik2 saja bila Mi-ho menjadi gumiho, jadi dia baik2 saja dengan oh-miho (oh = 5).
Mereka khawatir kalau perjalanan ke Cina akan sulit untuk mereka, jadi mereka menggunakan kunjungan ke rumah sakit untuk mendapat cukup waktu dari Ban Doo-hong. Mi-ho menepuk perutnya dan mengatakan kalau manik2 serigala akan baik2 saja di dalam sana.

Dan tepat pada saat itu kakek, bibi Min-sook dan Byung-soo tiba dia tirai yang lainnya. Kakek ingin tahu apakah ‘manik2 yang sedang mereka bicarakan. Dae-woong ketakutan pada awalnya sebab dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan masalah ini. Sampai kakek menyelesaikan kalimatnya, “Bagaimana mungkin kalian tidak memberitahuku soal cucuku?!” Haha!!!
Ekpresi wajah Dae-woong berubah dari ketakutan menjadi ‘apa2an ini?’ ketika dia menyadari bahwa kakek mengira mereka sedang membicarakan anak mereka yang belum lahir. Dae-woong mencoba meyakinkan mereka kalau Mi-ho tidak hamil, tapi tidak ada yang mempercayainya. Saat kakek mengatakan kalau Mi-ho harus diperiksa dokter untuk memastikan, Dae-woong melangkah ke depan Mi-ho, dan mengumumkan, “Ini benar… Mi-ho membawa manik2ku.” Kakek menggeser Dae-woong ke samping untuk memeluk Mi-ho dengan penuh kegembiraan sedangkan Byung-soo bertepuk tangan dan bibi Min-sook diam saja.

Dong-joo dan Hye-in berduka pada masalah hubungan Mi-ho dan Dae-woong. Hye-in tidak percaya bahwa Dae-woong akan mengorbankan hidupnya dengan cara seperti itu – ini bukan Dae-woong yang dia kenal. Dong-joo berkata kalau Dae-woong pasti berubah karena dia bertemu dengan wanita yang mau menyerahkan seluruh hidupnya jadi Dae-woong menjadi orang yang seperti itu juga.
Kakek mengumumkan kalau Mi-ho harus tinggal di rumah mulai sekarang, dengan begitu ‘manik2’ bisa dijaga dengan baik. Dae-woong akan tingga selama beberapa hari lalu berangkat ke Cina, dan kakek berencana untuk menjaga Mi-ho selagi Dae-woong pergi. Mereka menuju ke atas ke kamar Dae-woong dan Mi-ho memandang Dae-woong penuh harap, “Apa kita… tinggal bersama… di satu kamar?”

Dae-woong gembira mendengar implikasi seks itu tapi Mi-ho mulai menggelengkan kepalanya. Dia sudah mengambil setengah ki Dae-woong dan dia tidak bisa mengambilnya lagi. Dae-woong menjelaskan kalau Mi-ho sudah mengambil setengah dan dia baik2 saja, jadi Dae-woong berpikir kalau akan baik2 saja bila Mi-ho mengambilnya lagi. Mi-ho menggelengkan kepalanya. Terlalu berbahaya. Dae-woong, “Aku bahkan tidak memikirkan hal itu.” Mi-ho berkata, “Aku memikirkan itu banyak sekali.” Dae-woong mulai memasang muka masam dan Mi-ho berkata kalau mereka harus menunggu sampai lewat 100 hari untuk memastikan bahwa semuanya sudah aman.
Mi-ho mengatakan pada Dae-woong kalau dia harus sabar dan Dae-woong malah mengatakan kalau Mi-ho yang harus sabar sebab Mi-ho lah yang selalu mengagetkannya. Yep. Mi-ho bahkan tidak bisa melawannya. Untuk membuat pikirannya jauh dari berpasangan, Mi-ho mengusir Dae-woong dari kamarnya sendiri.

Bibi Min-sook menelpon sutradara Ban karena sudah memberikan waktu istirahat untuk Dae-woong dan ternyata kemarahan Min-sook bukan dalam menilai Mi-ho melainkan karena menjadi nenek sebelum dia menjadi istri orang lain. Hye-in menenggelamkan kesedihan bibi dengan bir lalu membuat keputusan kejam dengan mengirimkan foto Mi-ho yang memamerkan ekornya pada bibi Min-sook. Dia menyuruh bibi untuk mengawasi Mi-ho!

Mi-ho mulai merasa demam pada tengah malam dan Dong-joo memperhatikan keadaan ini, dalam pandangan mistisnya dengan arloji pasirnya bahwa jika manik2 serigala dan energi manusia bisa menyatu dengan aman dalam tubuh Mi-ho… maka Mi-ho mungkin bisa menjadi setengah manusia seperti dirinya.
Mi-ho terbangun dan mata Mi-ho terlihat berwarna biru. Dia dikuasai oleh manik2 serigala yang lapar akan energi manusia. Dia menyelinap ke kamar Dae-woong hingga membuat Dae-woong terbangun. Mi-ho naik ke atas Dae-woong dan semakin mendekat, “Ayo berbagi ki kita.” Kaget, Dae-woong bergerak dengan cepat dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka harus bersabar. Tapi Dae-woong melihat mata biru Mi-ho dan sadar kalau dia ada dibawah pengaruh manik2 serigala.

Mi-ho pada akhirnya mengejar Dae-woonh keliling ruangan itu, ingin berpasangan. Dae-woong mendengar bibinya mencari mereka jadi dia mencoba menenangkan Mi-ho. Mi-ho mulai marah karena kehilangan empat ekornya, jadi Dae-woong dengan cepat berpikir dan mengambil mantel bulu bibinya (yang terbuat dari ekor serigala tentu saja) dan hal itu cukup untuk membuat Mi-hi tenang dan tertidur.
Dae-woong membawa Mi-ho kembali ke kamarnya soalnya sekarang Mi-ho sudah kembali tertidur dan kembali ke dirinya yang sebenarnya. Ketika Dae-woong meletakkannya, Mi-ho terbangun dan melihat Dae-woong di atasnya. Mi-ho melompat dan mendorong Dae-woong ke sisi tempat tidur. Mi-ho berteriak pada Dae-woong dan berpikir kalau Dae-woong bahkan tidak bisa menunggu satu malam saja. Mi-ho menghukum Dae-woong karena membiarkan gumiho mengalahkannya dalam permainan menunggu ini.

Dae-woong meluruskan pemikiran Mi-ho dan mengatakan bahwa Mi-ho lah yang datang ke kamarnya sebab ingin berbagi ki dengannya. Mi-ho tidak ingat tapi Dae-woong mengatakan kalau hal itu adalah efek samping karena Mi-ho sudah mendapatkan kembali manik2nya lalu berkata lagi kalau dia akan menjaga Mi-ho. Lalu, Dae-woong duduk di sisi tempat tidur Mi-ho dan memandangi Mi-ho tidur.
Mi-ho: Woong, bagaimana kalau aku berubah menjadi seperti itu, setiap hari?
Dae-woong: Kalau begitu setiap hari… aku akan menjagamu.
Dae-woong memegangi Mi-ho dan mengatakan kalau semuanya akan baik2 saja. Keesokan paginya, tidak ada daging di meja makan dan mata Mi-ho berubah biru ketika dia menyanyi ala zombie meminta daging. Dae-woong melihat ini tepat waktu dan menuntun Mi-ho pergi sambil menutupi matanya. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho baik2 saja tapi kemudian Mi-ho memandangi Ddoong-ja dan mulai menyanyi lagi, “Daging, daging…” Bibi Min-sook datang jadi Dae-woong membekap Mi-ho dan berpura-pura sedang main dengan Mi-ho, yang tentu saja bibi rasanya ingin muntah melihat hal manis ini.

Dae-woong memutuskan kalau mereka harus mengatakan yang sebenarnya pada kakek dan pindah ke loteng lalu menemui Dong-joo untuk bertanya tentang kondisi Mi-ho. Dae-woong tidak suka jika dia harus berada disana tapi dia tahu kalau Dong-joo akan tahu lebih banyak tentang keadaan Mi-ho. Dae-woong mengatakan pada Dong-joo kalau dia tidak peduli bila Mi-ho kembali seperti dulu lagi, yang penting dia masih bisa hidup di dunia ini.

Dong-joo malah berkata kalau dia tidak tahu apa-apa lagi. Yang dia tahu adalah Mi-ho punya setengah ki manusia dan setengah ki gumiho dalam tubuhnya. Sedangkan darah setengah manusia yang bisa membunuh keduanya mengalir dalam pembuluh darahnya.
Dong-joo mengatakan kalau kedua ki itu bisa bercampur dengan pas, kalau begitu Mi-ho akan menjadi setengah manusia, seperti dirinya dan darah Dong-joo akan berhenti membunuh Mi-ho. Kalau tidak begitu maka Mi-ho akan meninggal. Dae-woong meminta cara untuk dapat memastikan. Dong-joo mengatakan kalau pada hari ke-55, kematian yang kelima akan datang. Jika Mi-ho tidak kehilangan ekornya, maka darah Dong-joo harus berhenti membunuhnya. Jika Mi-ho kehilangan ekornya, maka sudah bisa dipastikan kalau pada akhir hari ke-100 Mi-ho akan mati.
Setelah mengambil foto keluarga, Dae-woong mengatakan yang sebenarnya pada kakek, dan membuatnya hancur. Demi bisa kembali ke loteng, mereka meninggalkan sejibun orang yang kecewa dan membuat Mi-ho merasa bersalah telah menjadikan setiap orang dalam kehidupan Dae-woong marah pada Dae-woong. Dae-woong menjamin kalau ini bukan karena Mi-ho tapi Mi-ho tidak yakin.

Byung-soo bertanya kenapa Dae-woong mengarang kebohongan seperti itu dan bertanya juga apakah Dae-woong akan menikahi Mi-ho tahun ini. Byung-soo mengingatkan mimpi Dae-woong yang ingin hidup seperti Brad Pitt (oh, I love Brad Pitt!) tapi Dae-woong menjawab kalau dia harus menjalani dua kali kehidupan dalam sebagian waktu hidupnya. Jadi dia tidak mau menyianyiakan apapun.
Dong-joo datang pada hari ke-55 untuk mengingatkan Dae-woong pada bahaya itu. Dae-woong membalas balik kalau dia tahu hari apa sekarang tanpa Dong-joo harus repot2 datang kesini untuk mengingatkannya. Dae-woong pulang ke rumah dan berkeluh kesah pada Mi-ho dan mengumumkan kalau mereka harus berpadu dengan baik jadi semua ini akan berhenti. Mi-ho tidak mengerti apa yang Dae-woong katakan. Jadi Mi-ho berpikir kalau Dae-woong mengatakan bila dia harus berhenti berubah ke wujud gumiho-nya. Dae-woong hanya menyuruh Mi-ho untuk bertahan sampai hari ke seratus dan tetap sebagai Oh Mi-ho.
Malam itu, Dae-woong memandangi Mi-ho dari balkonnya ketika Mi-ho tertidur. Mi-ho bangun tiba2 pada tengah malam dan berlari ke kamar mandi. Dae-woong juga berlari ke pintu kamar mandi untuk melihat apakah Mi-ho baik2 saja, tapi Mi-ho keluar sambil tersenyum… dia sudah kehilangan satu lagi ekornya. Mi-ho berseri-seri sebab dia berpikir kalau dirinya sedang dalam perjalanan untuk menjadi manusia. Tapi Dae-woong benar2 sakit melihat ini.

Dae-woong duduk di luar, mencerna kebenaran itu – Mi-ho sedang sekarat. Mi-ho bertanya-tanya apakah dia sudah membuat Dae-woong khawatir, tapi Dae-woong tidak bisa memberitahu Mi-ho apapun jadi dia bergegas menemui Dong-joo. Mereka bertemu di sebuah atap gedung. Dae-woong meminta cara untuk menghentikan semua ini, untuk menjauhkan Mi-ho dari penderitaan ini. Dong-joo memberitahu Dae-woong satu2nya cara bagaimana Mi-ho bisa diselamatkan: Dae-woong harus pergi dari sisi Mi-ho. Dong-joo mengatakan kalau kedua ki itu mengalami masa2 sulit saat penggabungan sebab Mi-ho masih berpegang pada harapannya untuk menjadi manusia. Dong-joo berujar satu2nya cara agar Mi-ho melewati ini adalah melupakan mimpinya menjadi manusia dan hidup yang sudah dia rancang bersama Dae-woong.

Dae-woong mengumumkan kalau dia tidak peduli Mi-ho itu apa, gumiho atau yang lainnya, dan Mi-ho juga tahu itu. Dae-woong tidak percaya kalau mereka telah beranjak dari salah satu yang bertahan ke berpisah untuk bertahan hidup. Dia tidak percaya kalau satu2nya cara bagi mereka untuk bertahan hidup adalah berpisah.
Dong-joo mengatakan kalau ini adalah perbuatan Dae-woong sendiri, karena Dae-woong orang yang membuat keputusan itu untuk menemukan cara agar mereka bertahan hidup. Inilah akibatnya. Dong-joo meminta Dae-woong untuk menimbang keputusannya dengan hati-hati. Dia menambahkan kalau jika Dae-woong pergi, dia akan mengambil tempat Dae-woong di sisi Mi-ho dan mengajarinya bagaimana hidup di dunia ini, sebagai orang seperti dia (Dong-joo).
Dae-woong pulang ke rumah dan menemukan Mi-ho sedang menunggunya dan Mi-ho masih terus girang pada harapan kehilangan ekornya dan menjadi manusia. Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia gembira pada keadaan mereka sekarang. “Bisakah kau tinggal seperti ini, di sisiku?” Tapi Mi-ho memberitahu Dae-woong tidak untuk melupakan harapan Mi-ho yang ingin menjadi manusia.
Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho akan bertambah tua dan meninggal tapi Mi-ho ingin melakukan semua hal itu, dengan Dae-woong. Dae-woong menyadari kalau dengan adanya dia di sisi Mi-ho maka Mi-ho tidak akan menyerah pada hal2 itu dan dia juga tidak bisa memaksa Mi-ho untuk menyerah.

Dae-woong terjaga memandangi Mi-ho tidur malam itu dan tahu apa yang harus dia lakukan. Dae-woong menyerah dan mengambil tangan Mi-ho, memegangnya dengan penuh cinta dan air mata muncul di matanya. Dae-woong mencium tangan Mi-ho dengan manis sambil menahan air matanya. Keesokan harinya, Dae-woong mengajak Mi-ho naik mobil dan Mi-ho bertanya dengan cerianya apakah mereka pergi jalan2. Yep,,, ke rumahnya Dong-joo.

Mi-ho bertanya kenapa mereka pergi kesana dan pada saat itulah Dae-woong memulai pidato (yang sudah dia latih sebelumnya) yang menyatakan kalau sebaiknya mereka berpisah. Dengan berlinang air mata, Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia tidak nyaman dengan semua ini lagi – perubahan itu, Mi-ho yang selalu mengikutinya kemana-mana dan harus berbohong pada semua orang dalam hidupnya. Dae-woong menggunakan kepemilikan gumiho Mi-ho sebagai alasan untuk mengatakan kalau semua itu membuatnya takut dan bahwa dia tidak bisa melakukannya lagi.

Mi-ho dengan segera berkata kalau dia akan menghentikan semua ini; dia akan melakukan apa saja. Dae-woong menepi dan meminta Mi-ho untuk keluar. Dae-woong menggertakkan gigi2nya dan mengucapkan pidato terakhirnya: dia mulai terikat pada Mi-ho tapi sekarang tidak ada jaminan apakah Mi-ho akan menjadi manusia dan dia tidak bisa terus hidup seperti ini. Dae-woong meminta Mi-ho untuk pergi dulu dan dia melakukannya; dia meminta Mi-ho untuk cepat pergi lagi sebab dia tidak tahan melihat Mi-ho lagi!

Mi-ho berdiri disana, di jalanan dan sangat kaget waktu Dae-woong melaju dengan mobilnya. Ketika di dalam mobilnya, Dae-woong mulai menangis saat dia meninggalkan Mi-ho di belakang dan bayangan Mi-ho mulai mengecil di kaca spion mobil Dae-woong. Mi-ho mencoba meyakinkan dirinya kalau Dae-woong sedang mengalami masa2 sulit dan bahwa semuanya akan membaik bila dia berusaha lebih keras lagi. Dae-woong mulai menuangkan soju dan Byung-soo mulai menghentikannya. Dae-woong meraih kembali botolnya dan berkata:
Dae-woong: Aku harus gila. Tidak mungkin dia pergi dalam sekali perintah. Dia akan kembali dan ketika dia melakukannya, aku harus benar2 sudah gila dan bertingkah seperti bajingan gila.
Mi-ho mencari Hye-in yang tidak mengatakan hal baru tapi malah mengatakan kalau Mi-ho adalah monster. Ketika Mi-ho sampai di rumah, Dae-woong sudah ada disana dalam keadaan pingsan. Byung-soo mengatakan pada Mi-ho kalau Dae-woong mabuk karena sedang mengalami masa2 sulit dan meminta Mi-ho untuk merawatnya baik2.

Ketika Dae-woong bangun keesokan paginya, Mi-ho menyapanya dengan penasaran. Dae-woong mencoba untuk bersikap kasar tapi Mi-ho sekarang adalah dirinya yang paling mengagumkan dengan mengingatkan Dae-woong kalau dia adalah lem super – apakah Dae-woong benar2 berpikir kalau dia akan bisa menyingkirkan Mi-ho dengan mudah? Tapi Dae-woong tidak boleh takut sekarang. Dae-woong mengumumkan kalau jika Mih- tidak pergi sekarang maka dia yang akan pergi. Lalu Dae-woong pun berlalu.

Mi-ho menghentikan Dae-woong, meminta agar bisa pergi dengannya, dan memohon agar Dae-woong marah saja kalau dia memang marah serta melakukan apapun yang dia suka selama dia masih bisa berada di sisi Dae-woong. Dae-woong merasa ragu selama beberapa saat pada kata2 Mi-ho tapi dia memperoleh kembali ketenangannya. Dae-woong mengatakan kalau dia tidak melihat Mi-ho dengan cara yang sama lagi sebab dia tahu siapa Mi-ho yang sebenarnya.
Mi-ho bertanya, “Kalau begitu, kau melihatku sebagai apa?” Bibir Dae-woong bergetar dan air mata mulai muncul dan dia berkata pada Mi-ho, “Monster.”

Dae-woong berlari sejauh yang bisa dicapai oleh kakinya saat Mi-ho melihat dari atap. Mi-ho mulai menangis ketika dia melihat Dae-woong meninggalkannya dan hujan pun mulai turun. Dae-woong menghentikan langkahnya ketika hujan mulai turun dan dia berdiri disana dalam keadaan basah, menangis ketika dia merasakan air mata Mi-ho jatuh dari langit.
Satu bulan kemudian, Dae-woong kembali dari Cina dengan seluruh kru film sebab mereka sudah menyelesaikan syutingnya. Dae-woong pulang ke rumah kakek dan mengeluarkan semua barang2nya dan mendesah saat dia mengeluarkan cincinnya yang sekarang dia simpan dalam sebuah kotak. Hatinya mencelos ketika dia berkata kalau sekarang adalah hari ke-88. Dae-woong rupanya masih ngitung!
Dae-woong pergi ke kantor Dong-joo tapi mendapati kalau tempat itu sudah di tutup untuk beberapa saat. Dae-woong berpikir kalau mereka (Dong-joo dan Mi-ho) pasti sudah berkemas dan pindah ke tempat yang jauh.

Padahal… Mi-ho dihentikan oleh seseorang di jalan dan bisa dilihat kalau dia juga tidak mengenakan cincinnya. Ketika ditanya namanya, dia berbalik dan berkata, “Park Sun-joo” sambil tersenyum.